PENGENALAN INVESTASI PROYEK TEKNIK SIPIL BAB 4
BAB IV
Pengenalan investasi
proyek teknik sipil
Semua bisnis dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari.
Investasi meryupakan salah satu plihan langkah untuk memperoleh penghasilan
yang lebih besar di kemudian hari. Yang harus diperhatikan dalam melakukan
investasi adalah: kita harus memiliki ketersediaan dana maupun aset, serta
komitmen mengikatkan aset tersebut pada saat sekarang. Banyak bisnis yang
dapat dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangak panjang, tentu semuanya
bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari.
Orang membeli sebidang tanah dengan harapan nantinya harga tanah tersebut
menjadi lebih mahal. Orang menyimpan uangnya di bank dengan harapan mendapatkan
bunga dari simpanannya itu.
Ilmu ekonomi teknik
merupakan implementasi prinsip ilmu ekonomi yang diterapkan dalam bidang Proyek
Pembangunan Teknik Sipil. Untuk membangun suatu Proyek diperlukan Dana sebagai
bentuk Investasi yang bisa diambil dari berbagai Lending Agency (Bank), baik
per-Bank-an Nasional dalam negeri maupun International- ADB, World Bank.
Ditinjau dari sudut pandang studi ekonomi teknik maka Investasi dana yang
dipakai untuk pembangunan fisik Proyek diproyeksikan akan menguntungkan secara financial
pada saat proyek dioperasikan. Dana Investasi tersebut adalah merupakan Cost
yang harus bisa “ditarik kembali” dalam wujud “Cost Recovery” dan “keuntungan”
atau “Benefit” dari hasil operasional Proyek. Dana pinjaman yang didapat dari
per-Bank-an secara ekonomis akan diberikan dengan suatu ‘Balancing Rate” atau
“Interest Rate” yang dikenal sebagai Bunga Per-Bank-an yang besarnya tergantung
dari kesepakatan yang didasarkan pada pengaruh ”inflasi” – “kondisi moneter
nasional”- “faktor resiko” dan lain sebagainya. Dengan adanya beban pinjaman
dan bunga pinjaman serta biaya operasioal dan pemeliharaan proyek yang akan
harus dikeluarkan sehingga proyek dapat
berfungsi dan akan menghasilkan produk-produk sebagaimana yang direncanakan maka akan dilakukan Analisis Ekonomi, sehingga Proyek yang direncanakan tersebut akan berada pada kondisi yang cukup bisa diterima atau layak untuk diteruskan dan menguntungkan untuk dibangun atau sebaliknya harus dibatalkan.karena Proyek akan merugi.
berfungsi dan akan menghasilkan produk-produk sebagaimana yang direncanakan maka akan dilakukan Analisis Ekonomi, sehingga Proyek yang direncanakan tersebut akan berada pada kondisi yang cukup bisa diterima atau layak untuk diteruskan dan menguntungkan untuk dibangun atau sebaliknya harus dibatalkan.karena Proyek akan merugi.
Materi kuliah ini
disusun dengan pembahasan tentang: pengertian “Proyek” termasuk didalamnya
adalah “Proyek Pengembangan Sumber Daya Air”; membahas tentang matematika
keuangan yaitu prinsip-prinsip atau konsep tentang uang, bunga, cara
perhitungan dengan discounting, compounding, annuity yang merupakan uraian atas
konsep time value of money, yaitu nilai uang berdasarkan atas waktu tinjau;
Cost suatu Proyek Pengembangan; Biaya Tetap dan Biaya Tambahan; Biaya Tangible
dan Intangible;biaya langsung dan biaya tidak langsung; biaya yang tidak
diperhitungkan (overhead cost) dan biaya contingencies lainnya. Pembahasan juga
akan dilakukan terhadap aspek manfaat atau keuntungan (Benefit) yaitu bagaimana
memperkirakan manfaat suatu proyek Pengembangan Sumber Daya Air. termasuk
didalamnya
bagaimana
memperkirakan manfaat langsung dan tidak langsung, manfaat yang tangible dan
intangible, manfaat saat proyek selesai dan manfaat pada saat full development
suatu proyek. Pembahasan selanjutnya adalah tentang tiga parameter pokok dalam
evaluasi Proyek yaitu Net Benefit, Benefit Cost Ratio, dan nilai Internal Rate
of Return, yang merupakan konsep tentang “Feasibility Study” atau Studi
Kelayakan suatu Proyek.
Proyek adalah suatu
kegiatan yang menggunakan modal/resources/factor produksi untuk mencapai suatu
tujuan/target tertentu sedemikian rupa sehingga kegiatan tersebut dapat
memberikan manfaat (benefit) setelah suatu jangka waktu tertentu. Evaluasi
proyek adalah kegiatan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu investasi, dan
untuk menghindari pelaksanaan proyek yang tidak atau kurang menguntungkan serta
untuk memilih alternative proyek yang paling menguntungkan dan menentukan
prioritas investasi. Analisa ekonomi dalam studi Pengembangan Sumber Daya Air
sudah merupakan hal yang rutin baik dalam Tahap Master Plan, Reconnaissance,
Appraisal. Feasibility Study, saat pembuatan Project Copletion Report (PCR)
maupun dalam tahapan yang dianggap perlu dalam studi-studi khusus untuk
mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu Proyek Pengembangan terutama yang
dibiayai oleh bantuan dari Bank atau Lembaga Keuangan lainnya. Bila dalam Tahap
Feasibility Study proyek dianggap layak atau feasible, artinya memenuhi
Parameter-Parameter Benefit-Cost yang ditetapkan, maka selanjutnya dapat
dilakukan Tahapan Detail Design dan dilanjutkan dengan Pelaksanaan. Pada
tahapan PCR analisa ekonmi dilakukan untuk membandingkan hasil Output Proyek
(untuk proyek-proyek tertentu yang dapat segera menghasilkan Output nya) dengan
perkiraan kelayakan proyek pada saat appraisal atau pada saat persiapan proyek.
Pembangunan Proyek
yang dilakukan dalam bentuk pembangunan bangunan sarana dan prasarana, dalam
bidang Sumber Daya Air, KeCipta-Karyaan dan KeBina-Margaan, pada hakekatnya
mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam
proses perencanaan suatu pembangunan proyek untuk tujuan tertentu selalu akan
mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait dengan proyek yang direncanakan
tersebut, antara lain adalah aspek teknis, aspek sosial-budaya masyarakat, aspek
ekonomis serta aspek lingkungan.
Sedangkan untuk mewujudkan pembangunan proyek yang dimaksud, terutama proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, akan dilaksanakan dengan anggaran yang disediakan dalam bentuk anggaran tahunan dalam bentuk APBN atau APBD yang selalu mempertimbangkan jangka waktu serta nilai anggaran tertentu sesuai dengan program yang telah ditetapkan dalam APBN maupun APBD.
Pokok-pokok pikiran sebagaimana yang disampaikan tersebut diatas akan dipakai sebagai bahan pertimbangan guna analisis pembangunan proyek dari aspek teknis, ekonomis serta lingkungan agar tujuan akhir dari terwujudnya proyek dimaksud akan memberi dampak manfaat yang paling menguntungkan bagi kehidupan sosial masyarakat seutuhnya. Melalui telaah yang diberikan dalam mata-kuliah ekonomi teknik ini, bagaimana suatu pembangunan proyek akan dievaluasi secara ekonomis sehingga proyek akan dapat dikatakan sebagai layak untuk dibangun.
Sedangkan untuk mewujudkan pembangunan proyek yang dimaksud, terutama proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, akan dilaksanakan dengan anggaran yang disediakan dalam bentuk anggaran tahunan dalam bentuk APBN atau APBD yang selalu mempertimbangkan jangka waktu serta nilai anggaran tertentu sesuai dengan program yang telah ditetapkan dalam APBN maupun APBD.
Pokok-pokok pikiran sebagaimana yang disampaikan tersebut diatas akan dipakai sebagai bahan pertimbangan guna analisis pembangunan proyek dari aspek teknis, ekonomis serta lingkungan agar tujuan akhir dari terwujudnya proyek dimaksud akan memberi dampak manfaat yang paling menguntungkan bagi kehidupan sosial masyarakat seutuhnya. Melalui telaah yang diberikan dalam mata-kuliah ekonomi teknik ini, bagaimana suatu pembangunan proyek akan dievaluasi secara ekonomis sehingga proyek akan dapat dikatakan sebagai layak untuk dibangun.
Pengenalan tentang
pengertian maupun istilah-istilah dalam ekonomi teknik yang berkaitan dengan
Engineering Analysis: inflation, amortization, depresiation, marginal
valuation, salvage value.
Proyek (Pembangunan): adalah merupakan niatan untuk mewujudkan suatu sasaran pembangunan (apapun itu) yang dibatasi oleh dana dan jangka waktu tertentu.
Proyek (Pembangunan): adalah merupakan niatan untuk mewujudkan suatu sasaran pembangunan (apapun itu) yang dibatasi oleh dana dan jangka waktu tertentu.
Uang atau dana
merupakan sarana/alat yang dipakai untuk suatu investasi proyek dan dalam
investasi proyek maka selalu akan dipertimbangkan aspek teknis (Engineering),
aspek ekonomis / keuangan (Feasiblity) serta aspek lingkungan (Acceptibility).
Perhitungan semua aspek tersebut akan bermuara pada kesimpulan apakah proyek
akan bisa bermanfaat secara menguntungkan atau sebaliknya.
Interest (rate) atau suku bunga bank adalah merupakan pembayaran tambahan yang dibayarkan untuk menunggu kembalinya uang pinjaman, dan merupakan suatu “penghargaan” atas penyediaan “modal / uang” yang diberikan kepada siapapun yang membutuhkan modal dimaksud. Apabila seseorang / instansi meminjam uang guna investasi proyek (dari per-Bank-an Nasional maupun Internasional) maka peminjam wajib mengembalikan pinjaman tersebut disertai dengan bunga Bank yang telah disetujui bersama. Sistim “penghargaan sebagaimana bunga Bank” tidak berlaku dalam hal hubungan antara anak dengan orang tuanya, artinya sistim pinjam-meminjam antara anak kepada orang tuanya tidak mengikat adanya bunga berbunga sebagimana dimaksudkan dalam uraian ini.
Interest (rate) atau suku bunga bank adalah merupakan pembayaran tambahan yang dibayarkan untuk menunggu kembalinya uang pinjaman, dan merupakan suatu “penghargaan” atas penyediaan “modal / uang” yang diberikan kepada siapapun yang membutuhkan modal dimaksud. Apabila seseorang / instansi meminjam uang guna investasi proyek (dari per-Bank-an Nasional maupun Internasional) maka peminjam wajib mengembalikan pinjaman tersebut disertai dengan bunga Bank yang telah disetujui bersama. Sistim “penghargaan sebagaimana bunga Bank” tidak berlaku dalam hal hubungan antara anak dengan orang tuanya, artinya sistim pinjam-meminjam antara anak kepada orang tuanya tidak mengikat adanya bunga berbunga sebagimana dimaksudkan dalam uraian ini.
Normalnya interest
rate akan ditentukan oleh 3 (tiga) faktor yaitu: - keadaan ekonomi suatu negara
yang bersangkutan; - faktor resiko (kemungkinan Non Performing Loan) atas
pemberian pinjaman;- faktor besaran inflasi yang akan terjadi diwaktu yang akan
datang.
Interest Rate = IRR + Rate of Inflation
Interest Rate = IRR + Rate of Inflation
Inflasi (Rate of
Inflation) adalah suatu pertambahan jumlah nominal uang yang diperlukan guna
pengadaan suatu barang atau jasa, yang disebabkan karena naiknya harga-harga
barang, upah kerja, maupun harga-harga komoditi lainnya.
Amortisasi adalah merupakan “pelunasan atau pengembalian modal” yang diperoleh dari pinjaman. Dalam realisasi perhitungan pelunasan modal yang akan dibayarkan dengan periode waktu tahunan maka nilai amortisasi akan dibayar akan dibayar berdasarkan besar modal dikalikan dengan factor pelunasan modal / Capital Recovery Factor (CRF).
Amortisasi adalah merupakan “pelunasan atau pengembalian modal” yang diperoleh dari pinjaman. Dalam realisasi perhitungan pelunasan modal yang akan dibayarkan dengan periode waktu tahunan maka nilai amortisasi akan dibayar akan dibayar berdasarkan besar modal dikalikan dengan factor pelunasan modal / Capital Recovery Factor (CRF).
Amortisasi = Cost x
CRF
Capital Recovery Factor: CRF = Interest + Depreciation = Interest + SFF
Depresiasi adalah penyusutan nilai atau harga atas suatu barang yang disebabkan oleh karena usia pemakaian barang, perkiraan perhitungan penurunan nilai didalam dunia bisnis atau nilai properties, sehingga untuk menjaga kelangsungan usaha/bisnis maka setiap tahun investor akan memperhitungkannya dengan member “keseimbangan depresiasi” dengan nilai sebesar nilai modal dikalikan dengan Sinking Fund Factor (SFF).
Depresiasi = Cost x SFF
Salvage value dimaksudkan adalah “keseimbangan nilai” yang diperhitungkan berdasarkan atas transfer atas perhitungan. Sebagai contoh adalah nilai keseimbangan untuk harga saat kini (Present Value) akan bisa “diseimbangkan” dengan nilai / harga untuk masa yang akan datang (Future Value), semuanya bisa diperhitungkan berdasarkan nilai satuan harga dengan waktu tertentu (Unity) atau nilai rutin dengan periode tahunan(Annuity).
Salvage Value = Factor of Future Value (unity)= (FVunity) / (PVunity)
Salvage Value = Factor of Future Value (annuity)= (FVannuity) / (PVannuity)
Unity: FVunity = PVunity ( 1 + i ) n atau PVunity = FVunity / ( 1 + i )n
Annuity: FVannuity= [ Aannuity( 1 + i )n -1] / i atau PVannuity= [ Aannuity ( 1 + i )n - 1] / [ i ( 1 + i )n ]
Economic Analysis akan diperhitungan dengan 3 (tiga) parameter yaitu: Benefit (B) Cost (C) Ratio: (BCR), Net Benefit (B – C) dan Internal Rate of Return (IRR).
Dalam perhitungan analisis untuk BCR (B/C) untuk suatu proyek akan bisa didapatkan 4 (empat) keadaan dengan arti masing-masing, yaitu:
- bilamana: B/C < 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai TIDAK DIKEHENDAKI
- bilamana: B/C = 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai MARGINAL (fifty-fifty)
- bilamana: B/C > 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai “MENARIK”
- bilamana: B/C > 10 dikatagorikan bahwa proyek sebagai “TAMBANG EMAS”
Sedangkan IRR adalah merupakan nilai Interest Rate ( i ) yang diperhitungkan untuk analisis ekonomis proyek pada keadaan B/C = 1
Capital Recovery Factor: CRF = Interest + Depreciation = Interest + SFF
Depresiasi adalah penyusutan nilai atau harga atas suatu barang yang disebabkan oleh karena usia pemakaian barang, perkiraan perhitungan penurunan nilai didalam dunia bisnis atau nilai properties, sehingga untuk menjaga kelangsungan usaha/bisnis maka setiap tahun investor akan memperhitungkannya dengan member “keseimbangan depresiasi” dengan nilai sebesar nilai modal dikalikan dengan Sinking Fund Factor (SFF).
Depresiasi = Cost x SFF
Salvage value dimaksudkan adalah “keseimbangan nilai” yang diperhitungkan berdasarkan atas transfer atas perhitungan. Sebagai contoh adalah nilai keseimbangan untuk harga saat kini (Present Value) akan bisa “diseimbangkan” dengan nilai / harga untuk masa yang akan datang (Future Value), semuanya bisa diperhitungkan berdasarkan nilai satuan harga dengan waktu tertentu (Unity) atau nilai rutin dengan periode tahunan(Annuity).
Salvage Value = Factor of Future Value (unity)= (FVunity) / (PVunity)
Salvage Value = Factor of Future Value (annuity)= (FVannuity) / (PVannuity)
Unity: FVunity = PVunity ( 1 + i ) n atau PVunity = FVunity / ( 1 + i )n
Annuity: FVannuity= [ Aannuity( 1 + i )n -1] / i atau PVannuity= [ Aannuity ( 1 + i )n - 1] / [ i ( 1 + i )n ]
Economic Analysis akan diperhitungan dengan 3 (tiga) parameter yaitu: Benefit (B) Cost (C) Ratio: (BCR), Net Benefit (B – C) dan Internal Rate of Return (IRR).
Dalam perhitungan analisis untuk BCR (B/C) untuk suatu proyek akan bisa didapatkan 4 (empat) keadaan dengan arti masing-masing, yaitu:
- bilamana: B/C < 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai TIDAK DIKEHENDAKI
- bilamana: B/C = 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai MARGINAL (fifty-fifty)
- bilamana: B/C > 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai “MENARIK”
- bilamana: B/C > 10 dikatagorikan bahwa proyek sebagai “TAMBANG EMAS”
Sedangkan IRR adalah merupakan nilai Interest Rate ( i ) yang diperhitungkan untuk analisis ekonomis proyek pada keadaan B/C = 1
4.1 Analisis Permasalahan
Teknik analisis
masalah sebagai cara untuk merinci suatu kedalamam beberapa unsure menjadi
sedemikian penting, guna memperoleh informasi. Dalam beberapa literature
dikatakan bahwa teknik adalah suatu metode atau prosedur . menurut William N
Dunn, teknik merupakan variasi dari metode-metode tertentu dan dapat diterapkan
dalam konteks yang lebih khusus.
Dalam bahasa ini akan dijelaskan mengenai teknik yang dapat dipakai dalam melakukan identifikasi .Menurut Kepner Tregou, penilaian situasi memberikan kepada kita suatu titik berangkat , yaitu suatu metode untuk mengambil situasi yang kompleks atau tidak didefinisikan dengan jelas.Penilaian situasi merupakan cara metode mengidentifikasi dan memperjelas kerissauan-kerisauan yang prioritasnya tinggi .
Dalam bahasa ini akan dijelaskan mengenai teknik yang dapat dipakai dalam melakukan identifikasi .Menurut Kepner Tregou, penilaian situasi memberikan kepada kita suatu titik berangkat , yaitu suatu metode untuk mengambil situasi yang kompleks atau tidak didefinisikan dengan jelas.Penilaian situasi merupakan cara metode mengidentifikasi dan memperjelas kerissauan-kerisauan yang prioritasnya tinggi .
Berikut adalah cara
untuk mengidentifikasi masalah,dengan urutan sebagai berikut :
1. Mendeskripsi persoalan masalah secara terinci dengan menggunakan data / informasi yang jeladan spesifik.
2. Mengembangkan sebab-sebab yang mungkin dari persoalan itu dengan menggunakan pengalaman dan logika dari diskripsi masalah tersebut.
3. Menemukan sebab yang sesungguhnya dengan menguji secara kritis untuk membuktikan data/informasi yang ada.Terdapat beberapa langkah untuk mengidentifikasi permasalahan, ulai dari merumuskan masalah sampai melakukan ferifikasi terhadap penyebab permasalahan tersebut, dan ini akan diuraikan lebih lanjut.
~ Perumusan Masalah
1. Mendeskripsi persoalan masalah secara terinci dengan menggunakan data / informasi yang jeladan spesifik.
2. Mengembangkan sebab-sebab yang mungkin dari persoalan itu dengan menggunakan pengalaman dan logika dari diskripsi masalah tersebut.
3. Menemukan sebab yang sesungguhnya dengan menguji secara kritis untuk membuktikan data/informasi yang ada.Terdapat beberapa langkah untuk mengidentifikasi permasalahan, ulai dari merumuskan masalah sampai melakukan ferifikasi terhadap penyebab permasalahan tersebut, dan ini akan diuraikan lebih lanjut.
~ Perumusan Masalah
Ini merupakan langkah
pertama dalam melakukan analisis masalah. Masalah perlu dirumuskan secara benar
agar tidak menimbulkan pengertian yaqng berbeda.Seperti yang sudah dikemukakan
sebelumnya bahwa batas sebuah masalah adalah “kesenjangan” , oleh karena itu
sesuatu dapat dikatakan masalah jika terdapat kesenjangan baik kesenjangan
secara prosedur maupun system.Contoh dari kasus ini adalah jika pegawai yang
sehari-harinya masuk tepat waktu namun akhir akhir ini pegawai tersebut sering
terlambat masuk kantor. Atau sebuah pabrik baja yang biasanya memproduksi 10
ton baja perharinya sekarang hanya mampu memproduksi 5 ton saja.
Pada kedua contoh
kasus diatas dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya keduasituasi tersebut di atas
mempunyai masalah.Dari contoh masalah tersebut jelas bahwa keduanya merupakan
masalah tunggal (spesifik) . dan ini bias langsung kita cari penyebabnya.
Terkadang kita sering menemukan masalah yang majemuk, seperti si A malas masuk
kantor, si A suka memprofokasi dan si A selalu menuntut tambahan peenghasilan.
Walaupun kelihatanya masalah –masalah tersebut saling berkaitan namun untuk
mencari penyebabnya kita harus memilah-milah terlebih dahulu masalah tersebut menjadi
masalah tunggal (spesifik). Artinya dengan memilah-milah persoalan tersebut,
kita dapat merumuskan dengan jelas masing-masing persoalan dan mencari penyebab
dari masing-masing persoalan itu secara baik.
~ Membuat Spesifikasi Penyebab
~ Membuat Spesifikasi Penyebab
Tahap berikutnya
aadalah mencari penyebab secara spesifik , dan tentunya harus diawali dengan
pertanyaan APA ataau SIAPA yang mempunyai masalah , apa yang sedang dihadapi,
kapan dan di mana masalah itu terdi, serta berapa besar masalah itu dan
bagainmana kecenderungannya dari waktu ke waktu.
Setelah semua
pertanyan tersebut dijawab maka selanjutnya kita mencari pembedaan maksudnya
mengidentifikasi perbedaan antara antara pihak yang bermasalah dengan pihak
pembanding pada setiap spesifikassi yang ada dan perubahan maksudnya berapa
besar perubahan yang terjadi pada pihak yang bermasalah sejak masalah itu mulai
dirasakan.
Kemudian dari
perbedaan dan perubahan yang ada maka kita membuat daftar kemungkinanan
penyebab dengan berbagai fakta , pengalamam dan logika yang ada terhadap penyimpangan
tersebut.
~ Menguji Penyebab
~ Menguji Penyebab
Untuk menentukan
penyebab yang paling dominan atau penyebab yang sebenarnya, kita melakukan
pengujian terhadap kemungkinan kemungkinan penyebab yang telah kita daftar
(list) sebelumnya.Pertanyaan yang digunakan untukmenguji kebenaran dari
kemungkinan penyebeb adalah: apakah penyebab ini telah sesuai dengan faktaa
yang ada ? dan siapa yang bertanggung jawab terhadap kebenaran informasi
terssebut? Semua yang tidak berdasar atas kedua pertanyan di atas maka ditanyakan
gugur (invalid).
~ Memferifikasi Penyebab Yang Sebenarnya
~ Memferifikasi Penyebab Yang Sebenarnya
Untuk memferifikasi
terhadap benda mati kita dapat langsung melakukan ferifikasi penyebab yakni
dengan mengganti suku cadang yang dianggap merusak atau tidak berfungsi dengan
suku cadang yang baru, sedangkan untuk hal-hal yang bersifat masusia, hal ini
relative sulit, sebab kita tidak bias langsung melakukan ferifikasi dengan
memecat seseorang jika ia tidak berfungsi sebagai mana mestinya.
Oleh karena itu
tindakan ferifikasi sangat cocok dilakukan untuk masalh-masalah yang
berhubungan dengan benda mati.Dari semua langkah didalam menganalisis masalah
yang berguna untuk mencari penyebab suatu masalah dapat dilakukan dengan
beberapa pisau analisis sebab akibat antara lain adalah dengan menggunakan
metode :causal map” (peta sebab akibat) atau dapat juga menggunakan metode
“fish Bone Diagram “ (dianggap tulang ikan).
Alternative pemecah
masalah disebut juga dengan analisis keputusan, yaitu merupan kelanjutan dari
Teknik Analisis Masalah.Alternative pemecahan masalah merupakan langkah untuk
meentukan keputusan sebagai
tindakan terbaik untuk memperbaiki “penyimpangan” yang ada.
tindakan terbaik untuk memperbaiki “penyimpangan” yang ada.
Ada 3 (tiga) ide yang
mendasar dala melakukan alternative pemecahan masalah yaitu :
1. Menentukan
sasaran-sasaran atau membuat kriteria yang mengidentifikasi hasil-hasil yang
akan kita capai serta sumber-sumber apa saja yang harus kita siapkan.
2. Mempertimbangkan alternative-alternatif yang dapat memenuhi sasaran, serta menentukan alternative mana yang cocok dengan kebutuhan kita.
3. Menilai akibat-akibat yang merugikan atau berbagai resiko yang terkandung dalam alternative –alternatif yang menarik sebelum diadakan komitmen untuk bertindak.
Langkah-langkah analisis keputusan tersebut dapat di gambarkan seperti berikut :
Menentukan sasaran-Ã menilai alternatif-Ã menilai akibat
~ Menyatakan Tujuan Pengambilan Keputusan
2. Mempertimbangkan alternative-alternatif yang dapat memenuhi sasaran, serta menentukan alternative mana yang cocok dengan kebutuhan kita.
3. Menilai akibat-akibat yang merugikan atau berbagai resiko yang terkandung dalam alternative –alternatif yang menarik sebelum diadakan komitmen untuk bertindak.
Langkah-langkah analisis keputusan tersebut dapat di gambarkan seperti berikut :
Menentukan sasaran-Ã menilai alternatif-Ã menilai akibat
~ Menyatakan Tujuan Pengambilan Keputusan
Langkah alternative
pemecahan masalah dimulai dengan Menyatakan Tujuan Pengambilan Keputusan.
Dengan menyatakan tujuan pengambilan keputusan tersebut, kita akan mengetahui
apa yang harus dilakukan. Semakin spesifik pernyataan tersebut, semakin baik
kita dapat melakukan pengambilan keputusan, sedangkan pernyataan yang
kurang/tidak spesifik akan membuat kita sulit memusatkan perhatian pada tujuan
yang akan kita putuskan.
Contoh dari masalah
ini adalah: jika tujuan pengambilan keputusan kita adalah untuk mengiris bawang
kita nyatakan dengan “diperlukan pisau dapur yang tajam” maka akan lebih mudah
bagi kita untuk menetapkan keputusan jika dibandingkan dengan pernyataan
“alat-alat apa saja yang dapat digunakan untuk mengiris bawang”, karena kita
masih perlu berfikir beberapa kali untuk menentukan alat-alat apa saja yang
dapat mengiris bawang.
~ menentukan Kriteria Pemilihan
~ menentukan Kriteria Pemilihan
Langkah ini biasa juga
disebut dengan persyaratan Pemilihan. Pada langkah ini kita akan menentukan
persyaratan apa yang harus kita tuntut untuk calon pilihan kita. kriteria ini
sebagai sortir atau penyaring terhadap calon-calon yang akan kita pilih
nantinya.Kriteria dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kriteria wajib,
keharusan dan kiteria keinginan. Kriteria keharusan dibuat untuk memberikan
batasan calon yang layak untuk dipilih, sedang kriteria keinginan dibuat untuk
memilih calon mana dari yang sudah layak untuk dipilih tersebut pantas menjadi
pilihan atau pilihan-
pilihan terbaik.
Kriteria wajib/keharusan mempunyai cirri mutlak, terukur dan realistis. Mutlak artinya ktriteria yang kita buat akan menjadi batasan apakah sesuatu atau seseorang calon layak menjadi calon terpilih. Kriteria wajib/keharusan ini juga tidak bisa ditawar lagi. Jawaban yang diminta sifatnya tertutup, misalnya dengan menjawab “ya” atau “tidak”; “berhasil” atau “gagal” dan seterusnya. Cirri lain dari Kriteria ini adalah terukur, artinya jelas parameter ukurannya, misalnya dibutuhkan 8 orang pegawai baru, dicetak 100 eksemplar buku panduan, dan lain-lain. Untuk cirri realistic aksudnya dalah si pengambil keputusan harus berhati-hati dalam menentukan kriteria untuk masuk dalam keharusan, misalnya calon pegawai yang memiliki nilai potensi akademik terataslah yang lolos untuk masuk pada tes berikutnya sedangkan yang terbawah akan gugur dengan sendirinya.
Berbeda dengan kriteria wajib, kriteria keinginan akan lebih bersifat relative, artinya kriteria keinginan digunakan untuk memilih mana calon atau alternative yangpaling mendekati dengan keinginan tertentu, dan biasanya untuk menentukan kriteria keinginan harus terlebih dahulu melewati kriteria wajib/keharusan, sehingga akan lebih objektif.Langkah selanjutnya, maka kita tinggal menetapkan bobot dari masing-masing kriteria tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kriteria yang lebih tinggi peruntukannya memiliki bobot yang lebih tinggi demikian pula sebaliknya akan memiliki bobot yang lebih rendah.
Kriteria wajib/keharusan mempunyai cirri mutlak, terukur dan realistis. Mutlak artinya ktriteria yang kita buat akan menjadi batasan apakah sesuatu atau seseorang calon layak menjadi calon terpilih. Kriteria wajib/keharusan ini juga tidak bisa ditawar lagi. Jawaban yang diminta sifatnya tertutup, misalnya dengan menjawab “ya” atau “tidak”; “berhasil” atau “gagal” dan seterusnya. Cirri lain dari Kriteria ini adalah terukur, artinya jelas parameter ukurannya, misalnya dibutuhkan 8 orang pegawai baru, dicetak 100 eksemplar buku panduan, dan lain-lain. Untuk cirri realistic aksudnya dalah si pengambil keputusan harus berhati-hati dalam menentukan kriteria untuk masuk dalam keharusan, misalnya calon pegawai yang memiliki nilai potensi akademik terataslah yang lolos untuk masuk pada tes berikutnya sedangkan yang terbawah akan gugur dengan sendirinya.
Berbeda dengan kriteria wajib, kriteria keinginan akan lebih bersifat relative, artinya kriteria keinginan digunakan untuk memilih mana calon atau alternative yangpaling mendekati dengan keinginan tertentu, dan biasanya untuk menentukan kriteria keinginan harus terlebih dahulu melewati kriteria wajib/keharusan, sehingga akan lebih objektif.Langkah selanjutnya, maka kita tinggal menetapkan bobot dari masing-masing kriteria tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kriteria yang lebih tinggi peruntukannya memiliki bobot yang lebih tinggi demikian pula sebaliknya akan memiliki bobot yang lebih rendah.
Pembuatan kriteria
merupakan langkah yang bersifat substantive, imajinatif dan kreatif dimana
setiap individu diberikan kesempatan untuk memikirkan bentuk maupun jenis
kriteria itu sendiri agar benar-benar sesuai dengan tujuan terhadap keputusan
yang akan diambil.
~ Mengembangkan Alternatif Pilihan
~ Mengembangkan Alternatif Pilihan
Pada langkah ini kita
akan membuat beberapa alternative sebagai pilihan. Alternative perlu untuk
dikembangkan agar kita lebih objektif dalam menyusun kriteria dan sebaiknya
alternative-alternatif ini tidak diteliti dahulu sebelum kita menentukan
kriterianya.
Mengembangkan
alternative juga merupakan langkah yang kreatif merupakan langkah yang kreatif,
artinya semakin kita kreatif tentunya semakin banyak alternative yang kita
ajukan untuk dipilih. Untuk mengembangkan alternative ini kita dapat melakukan
dengan curah pendapat. Kita juga dapat memodifikasi, memperbaiki, atau
menggabungkan beberapaalternatif yang sudah ada dengan alternative-alternatif
baru yang didapat dari usulan curah pendapat tersebut.
Contoh dari
mengembangkan alternative ini adalah: jika kita ingin menuju ke satu tujuan
tertentu, sedangkan kita telah mendapatkan beberapa altenatif pilihan awal
sebelumnya misalnya melewati jalur iA, jalur B dan Jalur C. namun kita perlu
juga mendapatkan alternative lain seperti dari radio atau dari telepon kepada
teman, sehingga besar kemungkinan kita akan menemukan alternative pilihan lain
misalnya dapat juga melalui jalur X dan jalur Y, maka kedua jalur yang baru ini
juga menjadi pertimbangan untuk kita memilih, artinya jika sebelumnya kita
hanya memiliki 3 alternatif pilihan maka setealh adanya pengembangan
alternative, sekarang kita memiliki 5 alternatif pilihan.
~ Mengevaluasi Altenatif
~ Mengevaluasi Altenatif
Untuk mengevaluasi
alternative saringan pertama yang harus kita lakukan adalah KRITERIA keharusan
sebab ini akan menentukan apakah alternative itu layak atau memiliki kualitas
yang memadai untuk diperhitungkan. Seluruh butir dari kriteria keharusan harus
dipenuhi bagi calon alternative pilihan.Untuk menentukan mana yang baik dari
calon alternative tersebut, maka perlu juga menyaringnya dengan saringan kedua
yaitu dengan kriteria keinginan, sehingga semua unsur0unsur dalam pembobotan
dari kriteria keharusan dapat dikombinasikan dengan pembobotan yang ada pada
kriteria keinginan.
Terakhir yang harus
kita lakukan adalah mempertimbangkan resiko pilihan dan ini harus dimulai dari
hal-hal yang sifatnya negative kalau pilihan kita itu ditetapkan. Alas an kita
melihat dari sisi negative adalah untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang
merugikan sebelum kita benar-benar menentukan suatu keputusan dan jika
pertimbangan yang bersifat negative ini akan benra-benar menjadi kenyataan
dikemudian hari, kita sudah siap menerima resiko yang kita hadapi bahkan kita
sudah siap menyiapkan tindakan untuk pencegahannya.Beberapa pisau analisis yang
dapat kita gunakan dalam alternative pemecahan masalah masalah ini diantaranya
adalah pohon alternative pada PKT, Diagram Force Field Analysis (analisis
kekuatan medan), formulasi strategi SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat) dan lain sebagainya, sedangkan untuk melakukan pemilihan kriteria kita
dapat melakukannya dengan Teori Tapisan Mc Namara, metoda CBA (Cast Benefit
Analysis) dan lain-lain.
4.2 Analisis Investasi
4.2 Analisis Investasi
Semua bisnis dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari.
Investasi meryupakan salah satu plihan langkah untuk memperoleh penghasilan
yang lebih besar di kemudian hari. Yang harus diperhatikan dalam melakukan
investasi adalah: kita harus memiliki ketersediaan dana maupun aset, serta
komitmen mengikatkan aset tersebut pada saat sekarang. Banyak bisnis yang dapat
dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangak panjang, tentu semuanya
bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari.
Orang membeli sebidang tanah dengan harapan nantinya harga tanah tersebut
menjadi lebih mahal. Orang menyimpan uangnya di bank dengan harapan mendapatkan
bunga dari simpanannya itu.Keputusan investasi merupakan keputusan yang dibuat
pada masa sekarang namun manfaatnya baru akan dirasakan pada masa yang akan
datang, sehingga keputusan ini harus dilaksanakan secara hati-hati. Investasi
adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentukaktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai
penanaman modal (capital invesment). Menurut Mulyadi (1993:284), investasi
adalah peningkatan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba
yang akan datang. Pendapat yang lain mengatakan bahwa investasi merupakan
penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan
pendapatan maupun melalui ventura yanglebih berorientasi ke risiko, yang
dirancang untuk mendapatkan perolehanmodal (Downes dan Goodman dalam Warsono,
2001;1). Sedangkan menurut(Halim, 2005:4) investasi merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat inidengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang.
Investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu dengan dibelikan property, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan tujuan mendapat keuntungan setelah masa/periode yang ditentukan sebelumnya.Secara umum, semua tindakan di atas dapat dikategorikan sebagai tindakan investasi. Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorıbanan investor berupa:
Investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu dengan dibelikan property, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan tujuan mendapat keuntungan setelah masa/periode yang ditentukan sebelumnya.Secara umum, semua tindakan di atas dapat dikategorikan sebagai tindakan investasi. Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorıbanan investor berupa:
~ Keterikatan aset pada
waktu tertentu,
(2) Tingkat inflasi, dan
(3) Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.
Tujuan Investasi
(2) Tingkat inflasi, dan
(3) Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.
Tujuan Investasi
~ Ada beberapa alasan
mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada saat ini agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tersebut
Jenis-jenis Investasi
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada saat ini agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tersebut
Jenis-jenis Investasi
Secara garis besar,
investasi secara umum dapat dibagi dua, yaitu:
1. Riil Investment
Riil Investment, yaitu menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset berwujud. Real asset investmen adalah komitmen mengikatkan aset pada sektor riel. Seperti diketahui, istilah sektor riel seperti perdagangan, industri, pertanian dan lain sebagainya. Dengan demikian, investasi pada sektor riel adalah komitmen meningkatkan aset di luar sektor keuangan. Sebagai contoh dari real asset investment, misalnya membeli ruko untuk berdagang tekstil atau barang lainnya, membangun pabrik, membeli apartemen kemudian disewakan, membeli lukisan untuk; dijual kembali dan masih banyak lagi.
2. Financial
Investment
yaitu menginvestasikan
sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham,
obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau
yang sering disebut dengan efek adalah berupa saham. Menurut Undang-Undang No.8
Tahun 1995 tentang pasar modal, definisi dari bursa efek adalah pihak yang
menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan saham dilakukan di
Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung mengeluarkan suatu
efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan efek harus
memenuhi kriteria ataupun peraturan-peraturan yang ada sebelum menerbitkan
suatu efek. Ciri-ciri investasi di sektor keuangan yang membedakannya, dengan
investasi di sektor riil- adalah dalam melakukan investasi perantara mutlak
diperlukan, kemudian informasi hanya bisa didapat dari prospektus, laporan
tahuhan atau proposal. Karena maınajemen investasi menyajikan teori-teori
tentang Portofolio, maka konsentrasi kita akan kita curahkan pada investasi di
sektor keuangan ini.
Dasar Pengambilaan Keputusan Investasi
Untuk mencapai tujuan investasi, dibutuhkan suatu proses dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan ekspektasi return yang didapatkan dan juga risiko yang akan dihadapi. Pada dasarnya terdapat beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan investasi antara lain:
Dasar Pengambilaan Keputusan Investasi
Untuk mencapai tujuan investasi, dibutuhkan suatu proses dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan ekspektasi return yang didapatkan dan juga risiko yang akan dihadapi. Pada dasarnya terdapat beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan investasi antara lain:
a. Menentukan
kebijakan investasi
Pada tahapan ini,
investor menentukaan tujuan investasi dan kemampuan atau kekayaannya yang dapat
diinvestasikan, dikarenakan ada hubungan positif antara risiko dan return, maka
hal yang tepat bagi para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak
hanya untuk memperoleh keuntungan saja, tetapi juga memahami bahwa ada
kemungkinan risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian. Jadi, tujuan investasi
harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
b. Analisis sekuritas
Pada tahapan ini
berarti melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas
secara individual atau beberapa kelompok sekuritas. Salah satu tujuan melakukan
penilaian tersebut adalah untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga
(mispriced).
c. Pembentukan
portofolio
Pada tahapan ketiga
ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi aset khusus mana
yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi pada tiap
aset tersebut, masalah selektifitas, penentuan waktu, dan diversifikasi perlu
menjadi perhatian investor.
d. Melakukan revisi
portofolio
Pada tahapan ini,
berkenaan dengan pengulangan secara periodik dari tiga langkah sebelumnya.
Sejalan dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya yaitu
membentuk portofolio baru yang lebih optimal. Motivasi lainnya disesuaikan
dengan preferensi investor tentang risiko dan return itu sendiri.
e. Evaluasi kinerja
portofolio
Pada tahapan terakhir
ini, investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara periodik
dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga risiko yang
dihadapi. Jadi, diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan juga standar
risiko yang relevan.
Adapun dasar keputusan investasi menurut Tandelilin (2005) terdiri dari:
Adapun dasar keputusan investasi menurut Tandelilin (2005) terdiri dari:
a. Return.
Alasan utama orang
berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam manajemen investasi tingkat
keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika
investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah
diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan
resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi
perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang
terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang
diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return
aktual merupakan return yang telah diperoleh investor dimasa lalu.
Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat return, investasi harus selalu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi.
Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat return, investasi harus selalu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi.
b. Risk
Korelasi langsung
antara pengembalian dengan resiko, yaitu : semakin tinggi pengembalian, semakin
tinggi resiko. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan
pengembalian yang seimbang.
c. The Time Factor
Jangka waktu adalah
hal penting dari definisi investasi. Investor dapat menanamkan modalnya pada
jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu
investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi
atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan
pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan
resiko.
Faktor-Faktor Penentu Investasi
Bagi seorang investor yang hendak melakukan suatu investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi, setidaknya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:
Faktor-Faktor Penentu Investasi
Bagi seorang investor yang hendak melakukan suatu investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi, setidaknya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:
1. Analisis kondisi
makroekonomi
Tahap pertama yang dilakukan
oleh seorang investor dalam berinvestasi adalah melakukan analisis terhadap
variabel-variabel makro, tahap analisis ini dilakukan untuk menganalisis
kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi.
Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat
inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang
negara terhadap mata uang negara lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank
Indonesia), dan lain-lain.
2. Analisis pada jenis
industri
Pada tahap kedua,
dilakukan analisis pada berbagai jenis industri. Pada tahapan ini, kita memilih
jenis industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan
invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan
dalam indeks sektoral industri pada suatu pasar modal. Sektor yang mempunyai
indeks yang bagus untuk investasi jangka panjang tentunya akan dipilih. Pada
tahap analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada perusahaan, dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.
3. Analisis
fundamental suatu perusahaan
Dalam rasio-rasio keuangan, terbagi lagi menjadi lima rasio, yaitu :
Dalam rasio-rasio keuangan, terbagi lagi menjadi lima rasio, yaitu :
a. Rasio Likuiditas,
menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang
jatuh tempo.
b. Rasio Aktifitas,
menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktifa yang
dimiliki atau perputaran (turnover) aktifa-aktifa suatu perusahaan.
c. Rasio Hutang,
berfungsi untuk menunjukkan kemampun perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya.
d. Rasio
Profitabilitas, menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan.
e. Rasio Pasar,
menggambarkan bagaimana pasar menghargai saham suatu perusahaan.
Proses investasi
Proses investasi
Proses investasi
adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset
nyata/surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan-keputusan
investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor.
Langkah-langkah dalam proses investasi :
Langkah-langkah dalam proses investasi :
a. Pengetahuan tentang
pengembalian dan resiko investasi.
b. Mengetahui sikap
investor terhadap resiko. Setiap investor harus mau menerima resiko investasi
yang terkadang di dalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat
mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan resiko yang dapat diterima. Dengan
kata lain, sebelum menerima resiko investasi, investor harus berada pada posisi
finansial yang logis, dan harus siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal
untuk proses pembuatan keputusan.
c. Pengetahuan dari
setiap tipe surat berharga/aset yang tersedia untuk investasi, termasuk
pengembalian yang diharapkan dan resiko yang berhubungan dengan tipe aset/surat
berharga tersebut.
d. Memilih beberapa
surat berharga/aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan resiko yang dapat
diterima berdasarkan kebutuhan -kebutuhan dari investor tertentu.
Menurut Sharpe (2005 :10) proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi sekuritas yang bisa dipasarkan, seberapa ekstensif dan kapan sebaiknya dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Menurut Sharpe (2005 :10) proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi sekuritas yang bisa dipasarkan, seberapa ekstensif dan kapan sebaiknya dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penentuan Kebijakan
Investasi
Langkah pertama,
menentukan kebijakan investasi, meliputi penentuan tujuan investor dan dan
banyaknya kekayaan yang dapat diinvestasikan. Karena terdapat hubungan positif
antara risiko dan return untuk strategi investasi, bukan suatu hal yang tepat
bagi seorang investor untuk berkata bahwa tujuannya adalah “memperoleh banyak
keuntungan”. Yang tepat bagi seorang investor dalam kondisi seperti ini adalah
menyatakan tujuannya untuk memperoleh banyak keuntungan dengan memahami bahwa
ada kemungkinan terjadinya kerugian. Tujuan investasi seharusnya dinyatakan
dalam risiko maupun return.
Langkah dalam proses investasi ini juga meliputi identifikasi potensi katagori aset keuangan yang akan dimasukkan ke portofolio. Identiifkasi ini didasarkan pada beberapa hal: tujuan investasi,jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan, dan status pajak dari investor. Contohnya, dapat dilihat kemudian, biasanya tidak masuk akal bagi investor individu untuk membeli saham utama atau bagi investor yang tidak kena pajak (seperti dana pensiun) untuk berinvestasi pada sekuritas yang tidak kena pajak (seprti municipal bonds). Kebijakan investasi marupakan titik pijakan bagi proses investasi. Akan tetapi, kebijakan tersebut merupakan langkah yang menerima perhatian paling sedikit dari pada investor. Bagian Isu kel embagaan yang berjudul “Kebijakan Investasi” menggambarkan lebih rinci unsure-unsur dasar kebijakan investasi.
Langkah dalam proses investasi ini juga meliputi identifikasi potensi katagori aset keuangan yang akan dimasukkan ke portofolio. Identiifkasi ini didasarkan pada beberapa hal: tujuan investasi,jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan, dan status pajak dari investor. Contohnya, dapat dilihat kemudian, biasanya tidak masuk akal bagi investor individu untuk membeli saham utama atau bagi investor yang tidak kena pajak (seperti dana pensiun) untuk berinvestasi pada sekuritas yang tidak kena pajak (seprti municipal bonds). Kebijakan investasi marupakan titik pijakan bagi proses investasi. Akan tetapi, kebijakan tersebut merupakan langkah yang menerima perhatian paling sedikit dari pada investor. Bagian Isu kel embagaan yang berjudul “Kebijakan Investasi” menggambarkan lebih rinci unsure-unsur dasar kebijakan investasi.
2. Melakukan Analisis
Sekuritas
Langkah kedua dalam
proses investasi adalah melakukan analisis sekuritas, yang meliputi penelitian
terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang
masuk ke dalam katagori luas aset keuangan yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Salah satu tujuan melakukan penilaian tersebut adalah untuk
mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced). Ada banyak pendekatan
terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat dikatagorikan ke
dalam dua klasifikasi. Klasifikasi pertama adalah analisis teknikal, analisis
yang memakai pendekatan ini untuk analisis sekuritas disebut analisis teknis
atau analisis teknikal. Klasifikasi kedua disebut analisis fundamental; mereka
yang memakai pendekatan ini disebut fundamentalis atau ahli analisis
fundamental. Dalam membahas kedua pendekatan analisis sekuritas tersebut,
pertama-tama akan difokuskan pada saham biasa dam kemudian aset keuangan lain.
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa depan untuk saham perusahaan tertentu. Mula-mula, harga - harga masa lalu dianalisis untuk menentukan tren atau pola gerakan harga. Lalu harga saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasi tren/pola yang muncul yang mirip dengan pola masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan masa lalu diharapkan akan terulang kembali. Jadi dengan mengidentifikasi pola yang muncul, analisis itu berharap dapat meramalkan dengan tepat gerakan harga pada masa depan untuk saham tersebut.
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis fundamental dimulai denagn menaksir bahwa nilai “sebenarnya “ (atau “intrinsik”) aset keuangan itu sama dengan nilai sekarang (present value) dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima oleh pemilik aset itu.Sesuai dengan hal tersebut, analis saham fundamental berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian mengkonversikannya menjadi nilai sekarang (present value) denagn menggunakan tingkat diskonto yang tepat.
Lebih spesifik lagi, analis tidak hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja tetapi juga aliran dividen dari suatu saham pada masa depan, yang sama artinya dengan meramalkan pendapatan per lembar saham dan pembayaran dan dividen tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi, tingkat diskonto harus diestimasi. Setelah nilai sesungguhnya (tue value) dari saham biasa suatu perusahan ditentukan, nilai tersebut di bandingkan dengan harga pasar dari saham tersebut dengan tujuan untuk melihat apakah saham dihargai dengan tepat. Saham yamg memiliki true value lebih rendah dari harga pasar disebaut uvervalued atau overpriced. Saham yang true value-nya lebih rendah dari harga pasar disebut undervalued atau underpriced.
Besarnya perbedaan antara tru value dengan harga pasar juga merupakan informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analisis bahwa harga saham tertentu tidak dapat sebagian tergantung dari besaran tersebut. Analisis fundamental percaya bahwa kasus kesalahan dalam penentuan harga akan dikoreksi oleh pasar pada masa depan, artinya harga saham yang undervalue akan mengalami kenaikan nilai (appreciation) yang luar biasa sedangkan harga saham yang overvalue akan mengalami penurunan nilai (depreciation) yang luar biasa.
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa depan untuk saham perusahaan tertentu. Mula-mula, harga - harga masa lalu dianalisis untuk menentukan tren atau pola gerakan harga. Lalu harga saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasi tren/pola yang muncul yang mirip dengan pola masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan masa lalu diharapkan akan terulang kembali. Jadi dengan mengidentifikasi pola yang muncul, analisis itu berharap dapat meramalkan dengan tepat gerakan harga pada masa depan untuk saham tersebut.
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis fundamental dimulai denagn menaksir bahwa nilai “sebenarnya “ (atau “intrinsik”) aset keuangan itu sama dengan nilai sekarang (present value) dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima oleh pemilik aset itu.Sesuai dengan hal tersebut, analis saham fundamental berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian mengkonversikannya menjadi nilai sekarang (present value) denagn menggunakan tingkat diskonto yang tepat.
Lebih spesifik lagi, analis tidak hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja tetapi juga aliran dividen dari suatu saham pada masa depan, yang sama artinya dengan meramalkan pendapatan per lembar saham dan pembayaran dan dividen tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi, tingkat diskonto harus diestimasi. Setelah nilai sesungguhnya (tue value) dari saham biasa suatu perusahan ditentukan, nilai tersebut di bandingkan dengan harga pasar dari saham tersebut dengan tujuan untuk melihat apakah saham dihargai dengan tepat. Saham yamg memiliki true value lebih rendah dari harga pasar disebaut uvervalued atau overpriced. Saham yang true value-nya lebih rendah dari harga pasar disebut undervalued atau underpriced.
Besarnya perbedaan antara tru value dengan harga pasar juga merupakan informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analisis bahwa harga saham tertentu tidak dapat sebagian tergantung dari besaran tersebut. Analisis fundamental percaya bahwa kasus kesalahan dalam penentuan harga akan dikoreksi oleh pasar pada masa depan, artinya harga saham yang undervalue akan mengalami kenaikan nilai (appreciation) yang luar biasa sedangkan harga saham yang overvalue akan mengalami penurunan nilai (depreciation) yang luar biasa.
3. Membentuk
Portofolio
Langkah ketiga dalam
proses investasi, pembentukkan (penyusunan) portofolio, melibatkan identifikasi
aset – aset khusus mana yang akan dijadikan investasi, juga menentukan besarnya
bagian kekayaan investor yang akan diinvestasikan ke tiap aset tersebut. Di
sini masalah selektifitas, penentuan waktu dan diversifikasi perlu menjadi
perhatian bagi investor. Selektifitas, juga disebut microforecasting, merujuk
pada analisis sekuritas dan menfokuskan pada peramalan pergerakan harga tiap –
tiap sekuritas. Penentuan waktu (timing), yang juga disebut macroforecasting,
meliputi peramalan pergerakan harga saham biasa secara umum relative terhadap
sekuritas dengan bunga tetap, misalnya obligasi korporasi (PT Tbk.) dan
Treasury bills. Diversifikasi meliputi pembentukan portofolio investor
sedemikian rupa sehingga meminimalkan risiko, dengan memperhatikan batasan –
batasan tertentu.
4. Merevisi
Portofolio. Langkah keempat dalam proses investasi, revisi portofolio,
berkenaan dengan pengulangan periodic dari tiga langkah sebelumnya. Yaitu, dari
waktu ke waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada
gilirannya berarti portofolio yang dipegangnya tida lagi optimal. Oleh karena
itu, investor membentuk portofolio barudengan menjual portofolio yang
dimilikinya dan membeli portofolio lain yang belum dimiliki.
5. Motivasi lain dari
langkah ini adalah dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan sekuritas,
sehingga sekuritas yang tadinya tidak menarik sekarang menajdi menarik dan bisa
juga kebalikannya. Jadi investor ingin menambah sekuritas yang menarik ke
portofolionya dan menjual sekuritas yang tidak lagi menarik. Keputusan semacam
ini tergantung antara lain pada besarnya biaya transaksi untuk melakukan
perubahan tersebut dan juga besarnya peningkatan pendapatan investasi
portofolio yang baru.
6. Mengevaluasi
Kinerja Portofolio . Langkah kelima dalam proses investasi, evaluasi kinerja
portofolio, meliputi penentuan kinerja portofolio secara periodic, tidak hanya
berdasarkan return yang dihasilkan tetapi juga risiko yang dihadapi investor.
Jadi diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan risiko dan juga standar
(benchmark) yang relevan
Metode-Metode Pemilihan Investasi
Dalam perjalanan investasi, nilai suatu asset bisa berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan kondisi pasar. Selain itu, sebagai bagian dari proses investasi, investor perlu memantau dan mengevaluasi kinerja investasi portofolionya untuk melihat sejauh mana strategi yang dipilihnya bekerja demi tercapainya tujuan investasi
Tiga alasan utama mengapa kita perlu mengukur kinerja investasi:
· Kinerja investasi merupakan tujuan dari proses investasi.
Dengan mengukur kinerja investasi, maka investor dapat mengukur seberapa besar pencapaian tujuan investasinya.
· Sebagai feedback atas pencapaian tujuan investasi.
Pengukuran kinerja memungkinkan investor melakukan evaluasi, di mana hasil evaluasi tersebut dapat menjadi umpan balik (feedback) atas pencapaian tujuan investasi. Dengan berbekal umpan balik ini maka investor dapat menentukan apakah strategi yang dipilihnya sudah tepat, ataukah ia masih perlu melakukan langkah-langkah penyesuaian guna mencapai tujuan investasinya.
· Menghindari penyimpangan dari tujuan investasi.
Evaluasi kinerja investasi secara berkala dapat membantu menghindari kekeliruan yang berakibat penyimpangan hasil investasi dari tujuan investasi. Jika memang terjadi kekeliruan maka investor dapat segera meluruskannya dengan mengubah strategi investasi atau menyempurnakan proses investasinya.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh investor dalam perhitungan kinerja investasi:
Metode-Metode Pemilihan Investasi
Dalam perjalanan investasi, nilai suatu asset bisa berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan kondisi pasar. Selain itu, sebagai bagian dari proses investasi, investor perlu memantau dan mengevaluasi kinerja investasi portofolionya untuk melihat sejauh mana strategi yang dipilihnya bekerja demi tercapainya tujuan investasi
Tiga alasan utama mengapa kita perlu mengukur kinerja investasi:
· Kinerja investasi merupakan tujuan dari proses investasi.
Dengan mengukur kinerja investasi, maka investor dapat mengukur seberapa besar pencapaian tujuan investasinya.
· Sebagai feedback atas pencapaian tujuan investasi.
Pengukuran kinerja memungkinkan investor melakukan evaluasi, di mana hasil evaluasi tersebut dapat menjadi umpan balik (feedback) atas pencapaian tujuan investasi. Dengan berbekal umpan balik ini maka investor dapat menentukan apakah strategi yang dipilihnya sudah tepat, ataukah ia masih perlu melakukan langkah-langkah penyesuaian guna mencapai tujuan investasinya.
· Menghindari penyimpangan dari tujuan investasi.
Evaluasi kinerja investasi secara berkala dapat membantu menghindari kekeliruan yang berakibat penyimpangan hasil investasi dari tujuan investasi. Jika memang terjadi kekeliruan maka investor dapat segera meluruskannya dengan mengubah strategi investasi atau menyempurnakan proses investasinya.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh investor dalam perhitungan kinerja investasi:
4.2 Jenis Portofolio
Investasi
>
Pedoman dan batasan investasi
>
Tolok ukur (benchmark)
>
Jangka waktu dan interval pengukuran
>
Arus dana masuk/keluar (cash inflow/outflow) selama periode
pengukuran
>
Faktor-faktor eksternal, misalnya perpajakan, kurs mata uang
asing, regulasi
pemerintah,
>
dan seterusnyaPemilihan tolok ukur penting karena investor perlu
membandingkan kinerja portofolionya dengan kinerja tolok ukur. Tolok ukur yang
dipilih sebaiknya disesuaikan dengan asset class portofolio sehingga
perbandingannya pun menjadi setara (apple-to-apple comparison). Sebagai contoh,
portofolio saham dengan batasan investasi 80-100% di saham dan 0-20% di instrumen
pasar uang biasanya menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai
tolok ukurnya. Portofolio obligasi dengan batasan investasi 80-100% di obligasi
pemerintah dan 0-20% di instrumen pasar uang biasanya menggunakan HSBC Bond
Index sebagai tolok ukurnya, sedangkan untuk portofolio pasar uang bisa
digunakan rata-rata bunga deposito atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai
tolok ukur. Untuk portofolio campuran, tolok ukurnya bisa berupa komposit dari
beberapa indeks atau variabel. Misalnya untuk portofolio campuran dengan
batasan investasi 0-20% di instrumen pasar uang, 40-60% di obligasi pemerintah
dan 40-60% di saham bisa digunakan tolok ukur berupa komposit 50% IHSG + 50%
HSBC Bond Index.
4.3 Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu .Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secaraintensif dan rinci.SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menemukan semuavariabel yang penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011: 250) studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik.
Pendapat serupa di sampaikan oleh Bimo Walgito (2010: 92) studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang agak luas.Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode lain.
Sedangkan W.S Winkel & Sri Hastuti (2006: 311) menyatakan bahwa studi kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan siswa secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam dan komprehensif.
Jenis-jenis Studi Kasus
Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasitertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuri perkembangan organisasinya. Studi kasus ini sering kurang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi peran-serta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dari lahir hingga sekarang.
Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu.
Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
Tujuan Studi Kasus
4.3 Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu .Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secaraintensif dan rinci.SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menemukan semuavariabel yang penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011: 250) studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik.
Pendapat serupa di sampaikan oleh Bimo Walgito (2010: 92) studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang agak luas.Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode lain.
Sedangkan W.S Winkel & Sri Hastuti (2006: 311) menyatakan bahwa studi kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan siswa secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam dan komprehensif.
Jenis-jenis Studi Kasus
Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasitertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuri perkembangan organisasinya. Studi kasus ini sering kurang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi peran-serta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dari lahir hingga sekarang.
Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu.
Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
Tujuan Studi Kasus
Seperti halnya pada
tujuan penelitian lain pada umumnya, pada dasarnya peneliti yang menggunakan
metoda penelitian studi kasus bertujuan untuk memahami obyek yang ditelitinya.
Meskipun demikian, berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian studi kasus
bertujuan secara khusus menjelaskan dan memahami obyek yang ditelitinya secara
khusus sebagai suatu ‘kasus’. Berkaitan dengan hal tersebut, Yin (2003a, 2009)
menyatakan bahwa tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekedar
untuk menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan
bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan kata
lain, penelitian studi kasus bukan sekedar menjawab pertanyaan penelitian
tentang ‘apa’ (what) obyek yang diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan
komprehensif lagi adalah tentang ‘bagaimana’ (how) dan ‘mengapa’ (why) obtek
tersebut terjadi dan terbentuk sebagai dan dapat dipandang sebagai suatu kasus.
Sementara itu, strategi atau metoda penelitian lain cenderung menjawab pertanyaan
siapa (who), apa (what), dimana (where), berapa (how many) dan seberapa besar
(how much).
Sementara itu, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bertujuan untuk mengungkapkan kekhasan atau keunikan karakteristik yang terdapat di dalam kasus yang diteliti.Kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukannya penelitian studi kasus, oleh karena itu, tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus yang menjadi obyek penelitian. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus, seperti sifat alamiah kasus, kegiatan, fungsi, kesejarahan, kondisi lingkungan fisik kasus, dan berbagai hal lain yang berkaitan dan mempengaruhi kasus harus diteliti, agar tujuan untuk menjelaskan dan memahami keberadaan kasus tersebut dapat tercapai secara menyeluruh dan komprehensif.
Secara khusus, berkaitan dengan karakteristik kasus sebagai obyek penelitian, VanWynsberghe dan Khan (2007) menjelaskan bahwa tujuan penelitian studi kasus adalah untuk memberikan kepada pembaca laporannya tentang ‘rasanya berada dan terlibat di dalam suatu kejadian’, dengan menyediakan secara sangat terperinci analisis kontekstual tentang kejadian tersebut. Untuk itu, peneliti studi kasus harus secara hati-hati menggambarkan kejadian tersebut dengan memberikan pengertian dan hal-hal yang lainnya dan menguraikan kekhususan dari kejadian tersebut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kutipan berikut ini:
Case studies aim to give the reader a sense of “being there” by providing a highly detailed, contextualized analysis of an “an instance in action”. The researcher carefully delineates the “instance,” defining it in general terms and teasing out its particularities (VanWynsberghe dan Khan, 2007, 4).
Mengenal lebih jauh tentang Studi Kasus
Sering kali muncul pertanyaan tentang masalah penelitian studi kasus. Pertanyaan itu tidak saja dari mahasiswa tetapi juga dari pihak lainyang punya minat penelitian.
Dalam tradisi penelitian kualitatif dikenal terminologi studi kasus (case study) sebagai sebuah jenis penelitian. Studi kasus diartikan sebagai metode atau strategi dalam penelitian untuk mengungkap kasus tertentu. Ada juga pengertian lain, yakni hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Jika pengertian pertama lebih mengacu pada strategi penelitian, maka pengertian kedua lebih pada hasil penelitian. Dalam sajian pendek ini diuraikan pengertian yang pertama.
Selain studi kasus, ada fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan etnometodologi yang masuk dalam varian penelitian kualitatif. Penelitian studi kasus memusatkan perhatian pada satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam sehingga mampu membongkar realitas di balik fenomena. Sebab, yang kasat mata hakikatnya bukan sesuatu yang riel (realitas). Itu hanya pantulan dari yang ada di dalam.
Sebagaimana lazimnya perolehan data dalam penelitian kualitatif, data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, baik melalui wawancara, observasi, partisipasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari berbagai cara itu hakikatnya untuk saling melengkapi. Ada kalanya data yang diperoleh dari wawancara belum lengkap, sehingga harus dicari lewat cara lain, seperti observasi, dan partisipasi.
Berbeda dengan metode penelitian kuantitatif yang menekankan pada jumlah atau kuantitas sampel dari populasi yang diteliti, sebaliknya penelitian model studi kasus lebih menekankan kedalaman pemahaman atas masalah yang diteliti. Karena itu, metode studi kasus dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu gejala atau fenomena tertentu dengan lingkup yang sempit. Kendati lingkupnya sempit, dimensi yang digali harus luas, mencakup berbagai aspek hingga tidak ada satu pun aspek yang tertinggal. Oleh karena itu, di dalam studi kasus sangat tidak relevan pertanyaan-pertanyaan seperti berapa banyak subjek yang diteliti, berapa sekolah, dan berapa banyak sampel dan sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa sebagai varian penelitian kualitatif, penelitian studi kasus lebih menekankan kedalaman subjek ketimbang banyaknya jumlah subjek yang diteliti.
Sebagaimana sifat metode penelitian kualitatif pada umumnya, metode studi kasus juga sebaiknya dilakukan terhadap peristiwa atau gejala yang sedang berlangsung. Bukan gejala atau peristiwa yang sudah selesai (ex post facto). Unit of analysis bisa berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat.
Perlu dipraktikkan konsep part and whole dalam penelitian jenis studi kasus. Apa artinya? Penelitian studi kasus harus dilakukan secara dialektik antara bagian dan keseluruhan. Maksudnya, untuk memahami aspek tertentu perlu diperoleh gambaran umum tentang aspek itu. Sebaliknya, untuk memperoleh gambaran umum diperlukan pemahaman bagian-bagian khusus secara mendalam.
Untuk memperoleh pengetahuan secara mendalam, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi juga dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Data atau informasi bisa dari banyak sumber, tetapi perlu dibatasi hanya pada kasus yang diteliti. Untuk memperoleh informasi yang mendalam terhadap sebuah kasus, maka diperlukan informan yang handal yang memenuhi syarat sebagai informan, yakni maximum variety, yakni orang yang tahu banyak tentang masalah yang diteliti, kendati tidak harus bergelar akademik tinggi.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apa yang membedakan penelitian studi kasus dengan penelitian lainnya? Penelitian studi kasus menekankan kedalaman analisis pada kasus tertentu yang lebih spesifik. Metode ini sangat tepat dipakai untuk memahami fenomena tertentu di suatu tempat tertentu dan waktu yang tertentu pula. Misalnya, tentang metode pengajaran matakuliah tertentu, di lembaga pendidikan tertentu dalam waktu tertentu ( yang masih dalam proses).
Pertanyaan lain yang tidak kalah seringnya adalah apa hasil penelitian studi kasus bisa digeneralisasi atau berlaku secara umum. Secara jujur saya risau dengan pertanyaan itu. Sebab, selain istilah generalisasi tidak dikenal dalam metode penelitian kualitatif, hasil studi kasus memang tidak dimaksudkan untuk digeneralisasi, karena lingkupnya sempit.
Sebagai padanannya dikenal istilah transferabilitas, yakni hasil penelitian itu bisa berlaku di tempat lain manakala tempat lain itu memiliki ciri-ciri yang sama dengan tempat atau lokus di mana penelitian itu dilakukan. Transferabilitas semacam itu bisa dilakukan jika penelitian bisa sampai tahap temuan formal, bukan sekadar substantif.
Umumnya penelitian hanya berakhir pada temuan substantif, yakni ketika masalah yang diajukan telah dijawab berdasarkan data. Padahal, maslah ada satu tahap lagi yang harus dilalui jika diharapkan penelitian menjadi karya ilmiah yang baik, yaitu tahap temuan formal, berupa thesis statement dari hasil abstraksi temuan substantif.
Evaluasi dalam studi Kasus
Stake (1995) menyatakan bahwa suatu studi kasus memerlukan verifikasi yang ekstensif melalui triangulasi dan member chek.Stake menyarankan triangulasi informasi yaitu mencari pemusatan informasi yang berhubungan secara langsung pada “kondisi data” dalam mengembangkan suatu studi kasus.Triangulasi membantu peneliti untuk memeriksa keabsahan data melalui pengecekan dan pembandingan terhadap data.Lebih lanjut Stake “menawarkan” triangulasi dari Denzin (1970) yang membedakan empat macam tringulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber data, peneliti, teori dan metodologi.
Untuk member check, Stake merekomendasikan peneliti untuk melakukan pengecekan kepada anggota yang terlibat dalam penelitian studi kasus ini dan mewakili rekan-rekan mereka untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh peneliti. Lebih lanjut Stake memberikan sebuah “daftar cek kritik” untuk laporan studi kasus dan membaginya ke dalam 20 kriteria untuk menilai sebuah laporan studi kasus yang baik sebagai berikut:
Sementara itu, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bertujuan untuk mengungkapkan kekhasan atau keunikan karakteristik yang terdapat di dalam kasus yang diteliti.Kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukannya penelitian studi kasus, oleh karena itu, tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus yang menjadi obyek penelitian. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus, seperti sifat alamiah kasus, kegiatan, fungsi, kesejarahan, kondisi lingkungan fisik kasus, dan berbagai hal lain yang berkaitan dan mempengaruhi kasus harus diteliti, agar tujuan untuk menjelaskan dan memahami keberadaan kasus tersebut dapat tercapai secara menyeluruh dan komprehensif.
Secara khusus, berkaitan dengan karakteristik kasus sebagai obyek penelitian, VanWynsberghe dan Khan (2007) menjelaskan bahwa tujuan penelitian studi kasus adalah untuk memberikan kepada pembaca laporannya tentang ‘rasanya berada dan terlibat di dalam suatu kejadian’, dengan menyediakan secara sangat terperinci analisis kontekstual tentang kejadian tersebut. Untuk itu, peneliti studi kasus harus secara hati-hati menggambarkan kejadian tersebut dengan memberikan pengertian dan hal-hal yang lainnya dan menguraikan kekhususan dari kejadian tersebut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kutipan berikut ini:
Case studies aim to give the reader a sense of “being there” by providing a highly detailed, contextualized analysis of an “an instance in action”. The researcher carefully delineates the “instance,” defining it in general terms and teasing out its particularities (VanWynsberghe dan Khan, 2007, 4).
Mengenal lebih jauh tentang Studi Kasus
Sering kali muncul pertanyaan tentang masalah penelitian studi kasus. Pertanyaan itu tidak saja dari mahasiswa tetapi juga dari pihak lainyang punya minat penelitian.
Dalam tradisi penelitian kualitatif dikenal terminologi studi kasus (case study) sebagai sebuah jenis penelitian. Studi kasus diartikan sebagai metode atau strategi dalam penelitian untuk mengungkap kasus tertentu. Ada juga pengertian lain, yakni hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Jika pengertian pertama lebih mengacu pada strategi penelitian, maka pengertian kedua lebih pada hasil penelitian. Dalam sajian pendek ini diuraikan pengertian yang pertama.
Selain studi kasus, ada fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan etnometodologi yang masuk dalam varian penelitian kualitatif. Penelitian studi kasus memusatkan perhatian pada satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam sehingga mampu membongkar realitas di balik fenomena. Sebab, yang kasat mata hakikatnya bukan sesuatu yang riel (realitas). Itu hanya pantulan dari yang ada di dalam.
Sebagaimana lazimnya perolehan data dalam penelitian kualitatif, data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, baik melalui wawancara, observasi, partisipasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari berbagai cara itu hakikatnya untuk saling melengkapi. Ada kalanya data yang diperoleh dari wawancara belum lengkap, sehingga harus dicari lewat cara lain, seperti observasi, dan partisipasi.
Berbeda dengan metode penelitian kuantitatif yang menekankan pada jumlah atau kuantitas sampel dari populasi yang diteliti, sebaliknya penelitian model studi kasus lebih menekankan kedalaman pemahaman atas masalah yang diteliti. Karena itu, metode studi kasus dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu gejala atau fenomena tertentu dengan lingkup yang sempit. Kendati lingkupnya sempit, dimensi yang digali harus luas, mencakup berbagai aspek hingga tidak ada satu pun aspek yang tertinggal. Oleh karena itu, di dalam studi kasus sangat tidak relevan pertanyaan-pertanyaan seperti berapa banyak subjek yang diteliti, berapa sekolah, dan berapa banyak sampel dan sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa sebagai varian penelitian kualitatif, penelitian studi kasus lebih menekankan kedalaman subjek ketimbang banyaknya jumlah subjek yang diteliti.
Sebagaimana sifat metode penelitian kualitatif pada umumnya, metode studi kasus juga sebaiknya dilakukan terhadap peristiwa atau gejala yang sedang berlangsung. Bukan gejala atau peristiwa yang sudah selesai (ex post facto). Unit of analysis bisa berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat.
Perlu dipraktikkan konsep part and whole dalam penelitian jenis studi kasus. Apa artinya? Penelitian studi kasus harus dilakukan secara dialektik antara bagian dan keseluruhan. Maksudnya, untuk memahami aspek tertentu perlu diperoleh gambaran umum tentang aspek itu. Sebaliknya, untuk memperoleh gambaran umum diperlukan pemahaman bagian-bagian khusus secara mendalam.
Untuk memperoleh pengetahuan secara mendalam, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi juga dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Data atau informasi bisa dari banyak sumber, tetapi perlu dibatasi hanya pada kasus yang diteliti. Untuk memperoleh informasi yang mendalam terhadap sebuah kasus, maka diperlukan informan yang handal yang memenuhi syarat sebagai informan, yakni maximum variety, yakni orang yang tahu banyak tentang masalah yang diteliti, kendati tidak harus bergelar akademik tinggi.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apa yang membedakan penelitian studi kasus dengan penelitian lainnya? Penelitian studi kasus menekankan kedalaman analisis pada kasus tertentu yang lebih spesifik. Metode ini sangat tepat dipakai untuk memahami fenomena tertentu di suatu tempat tertentu dan waktu yang tertentu pula. Misalnya, tentang metode pengajaran matakuliah tertentu, di lembaga pendidikan tertentu dalam waktu tertentu ( yang masih dalam proses).
Pertanyaan lain yang tidak kalah seringnya adalah apa hasil penelitian studi kasus bisa digeneralisasi atau berlaku secara umum. Secara jujur saya risau dengan pertanyaan itu. Sebab, selain istilah generalisasi tidak dikenal dalam metode penelitian kualitatif, hasil studi kasus memang tidak dimaksudkan untuk digeneralisasi, karena lingkupnya sempit.
Sebagai padanannya dikenal istilah transferabilitas, yakni hasil penelitian itu bisa berlaku di tempat lain manakala tempat lain itu memiliki ciri-ciri yang sama dengan tempat atau lokus di mana penelitian itu dilakukan. Transferabilitas semacam itu bisa dilakukan jika penelitian bisa sampai tahap temuan formal, bukan sekadar substantif.
Umumnya penelitian hanya berakhir pada temuan substantif, yakni ketika masalah yang diajukan telah dijawab berdasarkan data. Padahal, maslah ada satu tahap lagi yang harus dilalui jika diharapkan penelitian menjadi karya ilmiah yang baik, yaitu tahap temuan formal, berupa thesis statement dari hasil abstraksi temuan substantif.
Evaluasi dalam studi Kasus
Stake (1995) menyatakan bahwa suatu studi kasus memerlukan verifikasi yang ekstensif melalui triangulasi dan member chek.Stake menyarankan triangulasi informasi yaitu mencari pemusatan informasi yang berhubungan secara langsung pada “kondisi data” dalam mengembangkan suatu studi kasus.Triangulasi membantu peneliti untuk memeriksa keabsahan data melalui pengecekan dan pembandingan terhadap data.Lebih lanjut Stake “menawarkan” triangulasi dari Denzin (1970) yang membedakan empat macam tringulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber data, peneliti, teori dan metodologi.
Untuk member check, Stake merekomendasikan peneliti untuk melakukan pengecekan kepada anggota yang terlibat dalam penelitian studi kasus ini dan mewakili rekan-rekan mereka untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh peneliti. Lebih lanjut Stake memberikan sebuah “daftar cek kritik” untuk laporan studi kasus dan membaginya ke dalam 20 kriteria untuk menilai sebuah laporan studi kasus yang baik sebagai berikut:
Apakah laporan itu
mudah di baca ?
Apakah laporan itu
tepat secara umum, yaitu tiap kalimat berkontribusi padakeseluruhan laporan ?
Apakah laporan
tersebut memiliki sebuah struktur konseptual (misalnya temaatau isu) ?
Apakah isu-isunya
dikembangkan secara serius dan ilmiah ?
Apakh kasusnya
didefinisikan secara baik ?
Apakah terdapat cerita
pada presentasi ?
Apakah pembaca
memberikan masukkan dari beberapa pengalaman yangmewakilinya ?
Apakah kutipan-kutipan
digunakan secara efektif ?
Apakah heading,
angka-angka, instrumen, lampiran, indeks digunakan secaraefektif ?
Apakah laporan
tersebut diedit dengan baik ?
Apakah pembaca
disarankan untuk membuat pernyataan baik itu lewat ataudi bawah interpretasi ?
Apakah perhatian yang
memadai telah dibayar pada beragam konteks ?
Apakah data mentah
yang baik akan ditampilkan ?
Apakah sumber data
dipilih dengan baik dan jumlahnya memadai ?
Apakah observasi dan
interpretasi yang muncul telah ditriangulasi ?
Apakah peranan dan
sudut pandang peneliti muncul dengan baik ?
Apakah “sifat” audiens
yang dimaksud akan nampak ?
Apakah empati
ditujukan untuk semua aspek ?
Apakah maksud pribadi
penulis dikaji ?
Apakah laporan
tersebut muncul dan beresiko pada individu ?
Sedangkan Robert K.Yin mengemukakan prosedur laporan studi kasus sebagai berikut : (1) kapan dan bagaimana memulai suatu tulisan; (2) identifikasi kasus: nyata atau tersamar ?; (3) tinjauan ulang naskah studi kasus: suatu prosedur validasi. Untuk menyusun suatu cerita pada studi kasus, Asmussen & Creswell (1995) mencoba mengkaji studi kasus kualitatif tentang “respon kampus pada seorang siswa penembak” melalui laporan kasus substantive dari Lincoln & Guba. Format Lincoln & Guba ini dimulai dengan :
membuktikan penjelasan masalah, sebuah deskripsi yang terinci mengenaikonteks atau setting serta proses yang diamati, sebuah diskusi tentangelemen penting dan pada akhirnya menyusun hasil penelitian melalui“pelajaran yang dipelajari”.
setelah memperkenalkan studi kasus dengan masalah kekerasan di kampus,kemudian penulis memberikan deskripsi secara terinci mengenai setting dankronologis peristiwa. Kemudian beralih kepada tema penting yang munculdalam analisis. Tema ini terbagi ke dalam dua tema yakni: temaorganisasional dan tema psikologis atau sosio-psikologi.
mengumpulkan data melalui wawancara dengan informan, observasi,dokumentasi dan materi audio-visual. Dengan menanyakan hal-hal sebagaiberikut : Apa yang terjadi ?; Apa yang dilibatkan dalam respon peristiwatersebut ?; Tema respon apa yang muncul selama 8 bulan ?; Konstruksiteoritis apa yang dikembangkan secara unik pada kasus ini ?
naratif menggambarkan peristiwa dengan menghubungkan konteks padabingkai kerja yang lebih luasmelakukan verifikasi kasus dengan menggunakan beberapa sumber datauntuk suatu tema melalui triangulasi dan pengecekkan anggota.
Sumber :
kabar baik!!!!
BalasHapusHello All, nama saya Jane alice seorang wanita dari Indonesia, dan saya bekerja dengan kompensasi Asia yang bersatu, dengan cepat saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia yang mencari pinjaman Internet agar berhati-hati agar tidak jatuh ke tangan penipu. dan fraudstars banyak kreditor kredit palsu ada di sini di internet dan ada juga yang nyata dan nyata,
Saya ingin membagikan testimonial tentang bagaimana Tuhan menuntun saya kepada pemberi pinjaman sebenarnya dan dana pinjaman Real telah mengubah hidup saya dari rumput menjadi Grace, setelah saya tertipu oleh beberapa kreditor kredit di internet, saya kehilangan banyak uang untuk membayar pendaftaran. biaya. . , Biaya garansi, dan setelah pembayaran saya masih mendapatkan pinjaman saya.
Setelah berbulan-bulan berusaha mendapatkan pinjaman di internet dan jumlah uang yang dikeluarkan tanpa meminjam dari perusahaan mereka, saya menjadi sangat putus asa untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor kredit genue online yang tidak akan meningkatkan rasa sakit saya jadi saya memutuskan untuk menghubungi teman saya. yang mendapatkan pinjaman onlinenya sendiri, kami mendiskusikan kesimpulan kami mengenai masalah ini dan dia bercerita tentang seorang pria bernama Mr. Dangote yang adalah CEO Dangote Loan Company.
Jadi saya mengajukan pinjaman sebesar Rp400.000.000 dengan tingkat bunga rendah 2%, tidak peduli berapa umur saya, karena saya mengatakan kepadanya apa yang saya inginkan adalah membangun bisnis saya dan pinjaman saya mudah disetujui. Tidak ada tekanan dan semua persiapan yang dilakukan dengan transfer kredit dan dalam waktu kurang dari 24 jam setelah mendapatkan sertifikat yang diminta dikembalikan, maka uang pinjaman saya disimpan ke rekening bank saya dan mimpiku menjadi kenyataan. Jadi saya ingin menyarankan agar setiap orang segera melamar kepada Mr. Dangote Loan Company Via email (dangotegrouploandepartment@gmail.com) dan Anda juga bisa bertanya kepada Rhoda (ladyrhodaeny@gmail.com) dan Mr. jude (judeelnino@gmail.com) dan Juga Pak Nikky (nicksonchristian342@gmail.com) untuk pertanyaan lebih lanjut
Anda juga bisa menghubungi saya melalui email di ladyjanealice@gmail.com
Dan Anda bisa mengikuti Mr dangote on instagram untuk lebih jelasnya di dangoteloancompany